Saturday 30 October 2010

Indonesia Tawari Vietnam senjata SS1

Senapan SS1 buatan Pindad.

HANOI: Indonesia menawarkan ekspor senjata serbu tipe SS1 produksi PT Pindad ke Pemerintah Vietnam.

Dubes Indonesia untuk Vietnam Pitono Purnamo mengatakan pemerintah masih menunggu respon Vietnam setelah Menhan Purnomo Yusgiantoro memberikan prototipe produk militer itu kepada Menhan Vietnam.

"Sudah diberikan kepada menhan vietnam sebagai contoh saat MoU 27 Oktober, waktu Presiden sebelum ke padang," katanya di sela-sela mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti KTT ASEAN ke 17 di Hanoi..

Menurut dia, kerjasama pertahanan dan capacity building bidang pertahanan merupakan salah satu bagian dari nota kesepahaman yang dibuat kedua negara. Dalam hal itu, lanjutnya, peluang untuk menjual senjata serbu itu sangat terbuka.

"Sudah ada MoU, itu payungnya. Nanti akan dbahas oleh tim teknis. Kami dari KBRI tentu akan memfasilitasi dan mendorong agar kerjasama ini bisa berjalan.

"Dia mengatakan produk senjata serbu itu merupakan pembuka jalan ekspor peralatan pertahanan ke Vietnam.

Dalam hal ini, lanjutnya, nantinya bisa saja berlanjut pada produk unggulan lain, seperti kendaraan panser Anoa yang juga produk andalan dari PT Pindad dan sejumlah produk lain dari BUMN pertahanan.

Senjata SS1 merupakan Senapan laras panjang yang menjadi standar persenjataan TNI.

Senjata ini memiliki system tembak Gas-Operated yang digunakan AK-47 karna AK-47 adalah Senapan yang memiliki daya tembak dan Muzle velocity yang sangat kuat dan Dapat diandalkan di medan tropis seperti di Indonesia karena tidak mudah macet, tetapi memiliki akurasilayaknya M4 Carbine.

Saat ini, TNI sudah menggunakan SS.1 untuk senjata operasi standar TNI dan Pasukan khususnya, seperti Kopaska dan Kopassus.

PT Pindad bahkan sudah mampu mengembangkan tipe SS2 yang penggunaannya lebih dikhususkan untuk pasukan elit Indonesia untuk menggantikan SS1.

Senapan ini telah memenangi kejuaraan menembak tingkat UniFil di Libanon dengan mengalahkan SpainBatt dari Spanyol yang menggunakan G36K/C, MyButt dari Malaysia yang menggunakan Styr AUG rakitan sendiri, dan FrenchBatt yang menggunakan FAMAS.

Dua Kapal Selam Kelas Collins Latihan

HMAS Dechaineux dan HMAS Waller saat latihan.

Kapal selam kelas Collins HMAS Waller dan HMAS Dechaineux melakukan latihan di pantai Barat Australia belum lama ini.

Kedua kapal selam menguji kesiapan awak kapal dan kemampuan mesin selama latihan.

AL Australia menyertakan juga frigate HMAS Anzac, tiga helikopter Seahawk dari Skuadron 816 dan satu pesawat anti kapal selam P3 Orion AL Selandia Baru. Unit ini melakukan latihan dengan skenario peperangan anti kapal selam.

TNI AL berencana membeli dua kapal selam baru. Kapal selam buatan Cina dan Korea Selatan sedang dijajaki kemampuannya. Kapal selam baru ini akan berhadapan dengan kapal selam kelas Scorpene, kelas Kilo, kelas Archer, kelas Collins dan kapal selam baru milik AL Australia.

Australia Beli 24 Helikopter MH-60R Seahawk

MH-60R Seahawk.

Defense Security Cooperation Agency (DSCA) telah memberitahukan pada Kongres Amerika, rencana penjualan 24 helikopter MH-60R Seahawk lengkap dengan suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik senilai 2,1 milyar dolar kepada Australia.

Selaian 24 helikopter, pemerintah Australia membeli juga 60 mesin T-700 GE 401C (48 dipasang di helikopter dan 12 sebagai suku cadang), peralatan komunikasi, suku cadang, pelatihan awak dan perangkat pelatihan, pelayanan dukungan logistik serta sejumlah perangkat teknis lainnya.

Helikopter MH-60R Seahawk akan meningkatkan kemampuan Australia dalam peperangan anti kapal selam dan anti kapal permukaan, search and rescue (SAR), serta pengintaian kapal permukaan.

Helikopter dapat juga digunakan untuk operasi kemanusian, bantuan bencana alam, dan operasi keamanan di wilayah Asia-Pasifik.

Kontraktor utama proyek ini, Sikorsky Aircraft Corporation di Stratford, Connecticut, Lockheed Martin di Owego, New York, General Electric di Lynn, Massachusetts dan Raytheon Corporation di Portsmouth, Rhode Island.

Peletakan Lunas Kapal Induk USS Gerald R. Ford (CVN 78)


Galangan kapal Northrop Grumman Shipbuilding dan Angkatan Laut Amerika Serikat menandai peletakan lunas kapal induk tenaga nuklir pertama dari kelas Gerald R. Ford.

Kapal induk ini diberi nama Gerald R. Ford merupakan Presiden AS ke-38, sponsor kapal anak perempuan Ford yaitu Susan Ford Bales.

USS Gerald R. Ford (CVN 78) diperkirakan menelan biaya 5,1 milyar dolar, mempunyai bobot 100.000 ton, panjang 333 meter lebar 41 meter, mampu dipacu hingga 30 knot ditenagai dua reaktor nuklir dengan membawa lebih dari 75 pesawat tempur.

Dijadwalkan kapal diterima AL AS pada 2015.

Pengembangan Jet Tempur F-35 Diteruskan


Pesawat ini belum dioperasikan dan masih dalam tahap uji coba. Jenis pesawat ini bisa mengelabui radar musuh dan memiliki berbagai kelebihan dari semua pesawat tempur generasi sebelumnya.

5 Februari 2010, Washington -- Program pengadaan pesawat jet tempur canggih dan berbiaya lebih murah, F-35, tetap diteruskan. Dalam prosesnya ternyata pesawat yang diproduksi Lockheed Martin itu tidak semurah seperti yang direncanakan. Waktu pembuatannya juga molor dari jadwal yang direncanakan.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates, menegaskan komitmen pelanjutan program pengadaan pesawat tempur gabungan F-35 itu. Perusahaan Boeing berusaha memanfaatkan sejumlah kelemahan program F-35. Boeing menawarkan perpanjangan kontrak pengadaan pesawat tempur F/A-18.

Untuk menggerakkan kembali program F-35 sesuai yang direncanakan, Gates memecat seorang jenderal yang menjabat senior manajer program F-35. Bonus sebesar 614 juta dollar AS yang dijanjikan kepada para petinggi Lockheed Martin juga dibatalkan karena buruknya kinerja program F-35.

Keputusan itu mempermalukan para pejabat Lockheed Martin, kontraktor militer terbesar AS. Meski demikian, para pejabat Pentagon mengatakan, mereka ingin memastikan program itu tidak mati. Hal ini pernah terjadi pada program persenjataan lainnya yang kemudian rontok di tengah jalan.

2.400 pesawat

Harian AS The New York Times menyebutkan, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir AS berencana membeli lebih dari 2.400 pesawat F-35.

Akan tetapi, keterlambatan dalam produksi bisa membuat mereka harus menghabiskan miliaran dollar AS untuk membeli pesawat tempur lain yang kurang mutakhir. Hal ini sekaligus bisa mengurangi jumlah pesanan untuk F-35, pesawat generasi kelima dengan sebuah kursi.

F-35 diproyeksikan akan menggantikan pesawat tempur F-16 dan pesawat-pesawat tempur lainnya yang sudah tua.

Lockheed Martin sebenarnya telah memproduksi model F-35, tetapi baru dua persen dari program uji terbang yang telah dilakukan.

Produksi F-35 kelima menjalani uji terbang untuk pertama kali. Selain dibuat untuk model lepas landas secara horizontal (konvensional), F-35 juga dibuat untuk model lepas landas dengan landasan pacu yang pendek dan model pendaratan vertikal.

Kongres AS kerap mempertanyakan program F-35. Gates dan Kepala Staf Angkatan Laut yang juga Kepala Staf Gabungan Admiral Mike Mullen mengakui program F-35 bermasalah. Namun, dengan upaya restrukturisasi yang dipimpin Pentagon, program F-35 itu diyakini bisa berjalan lancar.

Mullen mengatakan, Pentagon akan memulai pelatihan F-35 pada 2011. Harga satu unit pesawat F-35 sekitar 122 juta dollar AS, jauh lebih murah dari pesawat tempur canggih F-22 yang berharga 350 juta dollar AS. Sampai saat ini, hanya 187 unit F-22 yang sudah diproduksi.

Menurut situs Lockheedmartin.com, F-35 dirancang sebagai pesawat tempur yang lebih lincah saat mendarat dan lepas landas dengan kecepatan melebihi kecepatan suara dan susah dideteksi musuh. Pesawat juga dirancang untuk bisa lebih dekat ke sasaran dan bisa menerjang multisasaran dalam sekali pukul.

USS Independence LCS Kedua


USS Independence (LCS 2) kapal perang jenis LCS (Littoral Combat Ship) kedua, mempunyai panjang 419 kaki, bobot 2800 ton, mampu dioperasikan pada perairan dengan kedalaman kurang dari 20 kaki. Kapal menggunakan 4 water jet dengan 2 mesin diesel dan 2 mesin gas turbin. USS Independence dapat dipacu hingga 45 knot dengan jarak jelajah hingga 3500 mil laut. Kapal berpangkalan di San Diego.

Boeing Siap Ubah F-16 Menjadi Drone QF-16

F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16 terbang di atas Jacksonville.

Boeing menerima jet tempur F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16. Perayaan penyerahan disaksikan Senator Florida, pemerintah daerah dan pemuka masyarakat, di lapangan terbang Cecil, Jacksonville.

Boeing memenangkan kontrak senilai 69,7 juta dolar dari AU AS Maret tahun ini untuk mengubah 126 F-16 menjadi QF-16. QF-16 sebagai drone dapat diterbangkan oleh atau tanpa pilot. Penyerahan QF-16 dijadwalkan mulai 2014.

Rahasia Dokumen Militer AS Soal Perang Afghanistan

Prajurit AS Private Trebor Moore dari First Platoon Bravo Troop of First Squadron, 71st Cavalry berjalan melewati anak muda pengembala domba saat melakukan patroli di Distrik Dand, Provinsi Kandahar, 21 Juli 2010. NATO dan AS menempatkan 143.000 prajurit di Afghanistan, akan ditambah lagi hingga mencapai 150,000 prajurit. (Foto: Getty Images)

Sebuah Situs bernama Wikileaks berhasil mempublikasikan lebih dari 90.000 dokumen militer Amerika Serikat (AS) yang melaporkan perincian tersembunyi perang Afghanistan, termasuk pembunuhan warga sipil.

Ini adalah kebocoran dokumen rahasia terbesar sepanjang sejarah militer AS dan pihak ‘Gedung Putih’ mengutuk pembocoran dokumen ini sebagai perbuatan yang ‘tidak bertanggung jawab’.

Tiga surat kabar, seperti The Guardian (Inggris), New York Times (AS), dan Der Spiegel (Jerman) melaporkan bahwa kebocoran itu mengungkapkan keprihatinan NATO terhadap Pakistan dan Iran yang dianggap membantu pemberontakan Taliban di Afghanistan.

Namun Duta Besar Pakistan di Washington, Hussain Haqqani menegaskan bahwa laporan-laporan dalam dokumen itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. “AS, Afghanistan dan Pakistan adalah mitra strategis untuk bersama-sama mengalahkan Al Qaeda dan sekutunya Taliban baik secara militer dan politik,” kata Haqqani.

Wartawan diplomatik BBC, Bridget Kendall mengatakan meski dokumen itu tidak mengungkapkan laporan dramatis terbaru, dokumen itu menunjukkan kesulitan mereka dalam perang yang kerap menorbankan warga sipil. Dalam sebuah pernyataan resmi, penasihat keamanan nasional pemerintah AS Jenderal James Jones mengecap publikasi dokumen-dokumen militer itu.

Jones mengatakan, informasi rahasia seperti itu bisa membahayakan tidak hanya untuk nyawa prajurit Amerika dan sekutunya tapi juga membayakan keamanan nasional AS. Jones menambahkan dokumen-dokumen tersebut berasal dari tahun antara 2004-2009, sebelum Presiden Barack Obama menyampaikan strategi baru perang Afghanistan yang diikuti penambahan personil militer di negeri itu.

Seorang pejabat tinggi AS mengatakan, bahwa situs Wikileak mempublikasikan materi-materi rahasia yang tidak dikonsumsikan secara publik dan bukanlah konsumsi pemberitaan. Pejabat itu bahkan menyebut Wikileaks sebagai sebuah organisasi yang menentang kebijakan pemerintah AS di Afghanistan.

Dalam situs itu, terdapat serangkaian dokumen bertajuk ‘Buku harian Perang Afghanistan’, dimana terdapat penundaan publikasi sekitar 15.000 laporan sebagai proses untuk mengurangi kerusakan yang diminta beberapa sumber.

Sedangkan The Guardian dan New York Times, yang mempublikasikan laporan Wikileaks itu, mengatakan tidak pernah berhubungan langsung dengan sumber pembocor dokumen itu. Mereka hanya menghabiskan waktu beberapa pekan untuk melakukan konfirmasi soal
kebenaran informasi tersebut.

Publikasi ribuan dokumen itu muncul ketika NATO tengah melakukan investigasi tewasnya 45 orang warga sipil Afghanistan akibat serangan udara NATO di Provinsi Helmand, pekan lalu. Pun demikian, dalam ivestigasi awalnya, NATO tidak menemukan bukti adanya kesalahan misi.

Tapi seorang wartawan BBC yang sempat mewawancarai beberapa orang penduduk desa Regey menemukan pengakuan bahwa banyak warga yang menyaksikan insiden itu. Mereka mengatakan serangan itu dilancarkan siang hari saat puluhan orang berlindung dari sengitnya pertempuran di desa tetangga, Joshani.

Namun sekali lagi, Juru bicara NATO, Letkol Chris Hughes berkilah degan mengatakan bahwa pasukan multi nasional sudah melakukan kerja luar biasa untuk mengindari korban dari warga sipil. “Keselamatan warga sipil Afganistan sangat penting bagi pasukan bantuan keamanan Internasional,” kilah Hughes.

AL AS Borong 124 Jet Tempur Senilai 5,3 Milyar Dolar


EA-18G Growler mendarat pertama kalinya di Naval Air Station Whidbey Island. Growler dikembangkan menggantikan armada EA-6B Prowler.

Angkatan Laut Amerika Serikat membeli 124 jet tempur dari perusahaan dirgantara raksasa Boeing, bagian dari kontrak senilai 5,3 milyar dolar, diumumkan Boeing dan Naval Air Systems Command (NASC).

Boeing akan mengirimkan 66 F/A-18E/F Super Hornets dan 58 EA-18 Growlers dari 2012 hingga 2015, diumumkan Boeing, Selasa (28/9).

AL AS akan memiliki 515 Super Hornet dan 114 Growler hingga akhir tahun fiskal 2013, diumumkan AL AS.

F/A-18 ditempatkan di 11 kapal induk AL dan direncanakan dioperasikan hingga 2035, menurut NASC.

EA-18 Growlers, varian F/A-18 merupakan jet tempur serang elektronik dimana ditambahkan perangkat jamming terbaru. Dijadwalkan Growler pertama dijadwalkan dioperasikan akhir tahun ini, menurut Boeing.

Rusia Buka Tender Pembelian Kapal Amphibi Angkut Helikopter


Kementrian Pertahanan Rusia telah mengumumkan tender pembelian kapal serbu amphibi untuk Angkatan Laut Rusia, ujar wakil menteri pertahanan Vladimir Popovkin di eksibisi Euronaval 2010, Paris, Selasa (26/10).

“Kami telah mengumumkan tender pembelian dua kapal beserta alih teknologi untuk pengiriman selanjutnya,” ungkap Popovkin. Popovkin mengatakan tender tidak dipublikasikan, dan ia tidak mengungkapkan detil tender tersebut.

“Tetapi kami telah mengirimkan proposal ke seluruh negara berkemampuan membuat kapal kelas serbu amphibi,“ ditambahkan dimana kesepakatan, berdasarkan hasil tender, akan selesai akhir tahun ini.

Harian Rusia Vedomosti memberitakan, peserta tender termasuk perusahaan Rusia United Shipbuilding Corporation bekerja sama dengan perusahaan Perancis DCNS (kelas Mistral), biro disain Nevski di St. Petersburg (kelas Ivan Rogov), perusahaan Korsel STX (kelas Dokdo) dan perusahaan Spanyol Navantia (kelas Juan Carlos I)

Para pakar pertahanan Rusia mengatakan kapal serbu amphibi kelas Mistral kandidat terkuat pemenang tender. Tetapi, kepala delegasi Rusia di Euronaval 2010 Ivan Goncharenko, mengatakan Rusia telah menghentikan pembicaraan dengan Perancis.

Moskow telah berunding dengan Paris mengenai pembelian kapal perang kelas Mistral dengan skema 2+2 dimana Rusia akan membeli satu atau dua kapal yang dibangun di Perancis dan membangun dua kapal lagi berdasarkan lisensi di galangan kapal Rusia.

Harga dua kapal Mistral yang dibangun di Perancis diperkirakan senilai 1 milyar euro (1.4 milyar dolar).

Mistral mampu membawa dan mengoperasikan 16 helikopter, 4 kapal pendarat, hingga 70 kendaraan lapis baja termasuk 13 tank dan 450 prajurit.

Thursday 28 October 2010

AU Mesir Borong Tiga C295


Angkatan Udara Mesir meneken kontrak dengan Airbus Military pembelian tiga pesawat angkut C295.

Pesawat akan diterima AU Mesir mulai 2011 dan akan digunakan meningkatkan kemampuan taktis dan pengangkutan logistik. Pemesanan pesawat dari Airbus Militaru oleh AU Mesir untuk pertama kalinya.

AU Mesir memilih C295 karena mudah perawatannya dan terbukti kemampuan operasionalnya, terutama di daerah gurun. Selain itu, pesawat ini serba guna dan mampu beroperasi dalam berbagai macam kondisi.

Airbus Military telah menjual 85 C295 pada 18 pelanggan, 64 pesawat dioperasikan oleh 11 negara.

Monday 25 October 2010

LIPI Pamerkan Radar Buatan Indonesia


Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon akan memamerkan radar buatan Indonesia dalam acara Maluku Expo, di Lapangan Merdeka, yang diadakan sebagai bagian pelayaran internasional Sail Banda.

“Karena Maluku adalah daerah kepulauan, maka kebutuhan akan sarana komunikasi sangatlah penting. Untuk itu, kami akan memamerkan contoh radar yang dibuat LIPI dan bisa digunakan untuk sistem navigasi maupun komunikasi,” kata Kepala LIPI Ambon, Augy Syahailatua.

Menurut dia, selama ini radar yang digunakan di Indonesia merupakan barang impor. Untuk itu, LIPI mencoba membuat satu terobosan yang akan diperkenalkan di Maluku. “Radar buatan LIPI merupakan yang pertama dibuat Indonesia dan dapat dibeli dengan harga yang lebih terjangkau,” katanya.

Selain memamerkan radar buatannya, LIPI juga akan menampilkan hasil penelitiannya dan berbagai mesin teknologi tepat guna untuk mengolah bahan makanan menjadi produk bernilai ekonomis.

“Kami akan menampilkan berbagai cara pengolahan makanan, seperti abon, kerupuk ikan, dendeng, dan lain-lain, dengan metode yang lebih baik dan hemat yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI,” kata Syahailatua.

Ia menjelaskan, pihaknya juga akan menyiapkan KM Riset Baruna Jaya VII untuk diikutsertakan dalam Parade Kapal Riset.

“Kapal itu juga akan digunakan untuk mengakomodasikan 30 pelajar SMA dan mahasiswa se-Kota Ambon untuk mengikuti pelayaran Remaja Bahari Lintas Nusantara .

Pelayaran pendek selama lima hari melintasi Kepulauan Lease dan Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, itu akan diisi dengan sosialisasi pelestarian daerah pesisir dan laut, serta pertandingan voli dan sepak bola antarpeserta dengan penduduk setempat untuk menjalin kebersamaan.

“Selain informasi bagaimana caranya menjaga terumbu karang, padang lamun, ekosistem mangrove, dan sebagainya di daerah masing-masing, kami juga akan memberikan metode dan cara pengolahan makanan bernilai ekonomis dengan lebih hemat kepada masyarakat yang disinggahi,” katanya.

SA-13 Gopher, SAM-Swagerak Russia


Pernah nonton film karya John Moore berjudul "Behind Enemy Lines", tentunya gak asing dengan SA-13, mobil rudal buatan Russia ini digunakan tentara Serbia untuk menembak 'Hornet', dan berhasil jatuh.

Sekilas mengenai Gopher, Sista rudal hanud swagerak jarak dekat 9M37 Strela 10 dirancang guna menggantikan leluhurnya, 9K31 Strela 1, yang semula dilansir memenuhi kebutuhan sista hanud ringan yang mudah dipindahtempatkan, SA-9 Gaskin yang cukup revolusioner di jamannya.

Maklum, sejak awal 1950-an, SAM russia selalu tampil besar dan berat hingga lambat dipindahkan dan gampang dilacak pesawat mata-mata NATO. sejak adanya SA-9, NATO mulai kerepotan melacak rudal hanud russia.

SA-9 ditempatkan diatas kendaraan pengintai BRDM 2 dengan 4 rudal 9M31 Strela 1. tiap rudal berhulu ledak High Explosive (HE) seberat 2.6 kg dan dikemas pada tabung peluncur berbentuk kotak. dengan kecepatan jelajah mach 1.5, rudal seberat 30kg ini dapat menjangkau sasaran sejauh 8000meter dan setinggi 6000 meter.

peningkatan kecepatan pesawat NATO yang mencapai mach 2 membuat SA-9 tidak lagi layak ditempatkan di front.maka, di medio 70-an, lahirlah ZRK-BD 9K35 Strela 10, alias SA-13 gopher.

Kendaraan Angkut
BRDM-2 dengan segala keterbatasannya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hasil modifikasi ini. selain tidak bisa membawa rudal cadangan, ia juga tidak bisa dilengkapi radar dan penjejak elektronik lain.

Walhasil, mobilitasnya juga rendah. lalu, dipilihlah MT-LB yang lebih tangguh dan lebih bisa bermanuver dengan roda rantainya, ukuran lebih luas, dan bisa dipasangi rudal-rudal cadangan dan piranti elektronik yang lebih banyak.

MT-LB ini memiliki panjangn total 6.63 m, lebar 2.85 m, tinggi dengan tabung peluncur rudal pada posisi nonaktif 2.37 m, sedang tinggi pada posisi siap tembak sampai 3.86 m, bobotnya cukup ringan 12.3 ton, kecepatan maksimum di jalan raya mencapai 61.5 km/jam dengan jarak 500 km.

Saat menyeberangi sungai/amfibi, kecepatannya 6 km/jam. ditenagai mesin disel 8 silinder YaMZ-238V berdaya 240PK dengan kapasitas solar 450 liter, MT-LB bisa melibas rintangan setinggi 0.7 m, dan parit selebar 2.7 m. atau mendaki bukit dengan kemiringan 31 derajat dan melintasi jalan dengan kemiringan 15 derajat.

MT-LB seperti aslinya untuk mengangkut pasukan, juga dilengkapi dengan baja hingga 7 mm untuk perlindungan perang, disertai kemampuan nubika dan perangkat penglihatan malam dengan IR bagi pengemudinya, karena dipasangi rudal, turret MT-LB yang bersenjatakan meriam KPVT 14.5mm harus dicopot, diganti dengan senapan mesin ringan PK kaliber 7.62mm.

Rudal
Baik rudal 9M31 (SA-9) ataupun 9M37 (SA-13) termasuk kelompok SAM ringan kelas strela dengan pemandu IR, sebagai hasil modif, 9M37 lebih panjang 0.42 m dari rudal 9M31, lebih silindris dan hidungnya lebih bulat.
Panjang 2.2 m, diameter 0.12 m, dan lebar sirip 0.36 m. dengan bobot siap tembak 42 kg (hulu ledak HE 5 kg), 9M37 dengan kecepatan mach 2 lebih, dapat menghajar sasaran berkecepatan hingga 1500 km/jam pada jarak 200-5000 m dan ketinggian 10-3500 m.

Hulu ledak 9M37 dipasangi perangkat penjejak pasif segala aspek sasaran dari bahan timbal sulfida (yang didinginkan secara cryogenic) dipandu IR. sementara sumbu ledaknya ada 2 macam. jenis sumbu tumbukan dan sumbu yang diaktifkan sinar laser pada jarak 4 m dari sasaran. dengan adopsi perangkat penjejak bermode ganda (IR dan pasif optikal photo contrast) maka rudal ini punya sistem perangkat anti kecoh perang elektronik yang cukup baik. photo contrast bisa mendeteksi sasaran pada jarak 2000-8000 m, sedang IR pada jarak 2300-5300 m.

Tiap SA-13 membawa 8 rudal cadangan. bisa juga gabungan rudal 9M31 dan 9M37. untuk sasaran murah dan gampang, pakai 9M31, sedangkan yang mahal dan sulit, gunakan 9M37. waktu untuk menyiapkan sistem pada kondisi siap tembak 40 detik. demikian sebaliknya. sementara waktu pengisian ulang rudal semua tabung sekitar 2 menit.

9M37 dimodif menjadi 9M333. bobotnya mencapai 55 kg, dengan bobot hulu ledak 7.5 kg. di sekitar hidung ada 3 sirip delta, sementara di ekornya ada 4 sayap delta yang mengembang saat meninggalkan tabung peluncur. kecepatannya hampir mach 2.8. jika dibutuhkan, 9M333 dapat melaju hingga ketinggian 30 km.

Seperti SA-9, SA-13 dalam sekali tembak melepas 2 rudal bersamaan menuju satu sasaran dengan frekuensi gelombang pengarah yang berbeda. diharapkan, jika satu rudal kena kecoh, yang lainmasih bisa menguber sasaran.

Radar
MT-LB yang dipakai SA-13 mempunyai nama fungsional TELAR (Transporter-Erector-Launcher-Radar) ada TELAR 1 dan TELAR 2.

Pada TELAR 1, ada 4 unit antena radar deteksi pasif jenis Flat Box B yang dipasang pada kedua sisi belakang karoseri, satu dibagian atap depan jajaran tabung peluncur, dan sisanya di depan jendela kabin pengemudi kendaraan.

Sementara pada TELAR 2 yang menjadi kendaraan komandan baterai SAM (satu baterai terdiri atas 4 unit SA-13) keempat antena tadi tidak ada. sebagai gantinya dipasang radar pendeteksi dan penjejak sasaran tipe Dog Ear. diawaki 5 orang, jangkauan deteksi Dog Ear 80 km, sementara jangkauan penjejaknya 35 km.

Agar rudal tidak terbuang percuma gara2 ditembakkan diluar jangkauan, SA-13 dipasangi radar penentu jarak sasaran 9S86 Hat Box. radar ini bisa beroperasi mandiri atau dipandu radar B-76 Gun Dish yang terpasang pada sista arhanud ZSU-23/4 shilka. jika Hat Box kena jamming, radar cadangan Snap Shot yang beroperasi pada frekuensi ganda segera beraksi dalam tempo 12 detik setelah Hat Box lumpuh. jenis radar lain yang ada pada SA-13 adalah Pie Rack, utuk mengidentifikasi lawan-kawan.

India Kembangkan Sistem Pertahanan Anti-rudal Balistik


India akan mengembangkan sistem pertahanan buatan sendiri untuk menangkal dan menghancurkan rudal balistik pada 2010, kata Direktur Riset Pertahanan India, V. K. Saraswat, Kamis.

Sistem pada sat sedang dirancang dan akan melakukan ujicoba pada 2009, kata Saraswat seperti dikutip media dalam konferensi sains di Visakhapatnam.

Sistem tersebut memiliki kemampuan untuk mendeteksi, menangkal dan menghancurkan rudal balistik jarak menengah dan antar-benua dari negara mana pun, katanya menambahkan.

India baru-baru ini memperlihatkan kemampuannya menghadapi berbagai rudal dalam kelas itu mulai dari 2,000 hingga 2,500 km, katanya, seperti dilaporkan VNA.

Sunday 24 October 2010

Fakta dan Data Kapal Induk HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales


Inggris akan membuat dua kapal induk baru kelas Queen Elizabeth, HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales. Pemotongan baja pertama HMS Queen Elizabeth telah dilakukan di BVT, Govan, Glasgow.

Kapal induk Queen Elizabeth merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris, akan tetapi masih lebih kecil dibandingan kapal induk kelas Nimitz milik AL Amerika Serikat berbobot 91.000 ton mampu membawa 90 pesawat terbang.

Sebelumnya HMS Ark Royal kapal induk terbesar milik AL Inggris, telah dibesituakan akhir era-1970.

- Bobot kedua kapal masing-masing 65,000 ton lebih berat dari 32.500 kendaraan keluarga, dimensi kapal 280 meter x 70 meter.
- Kapal dapat membawa lebih dari 8.600 ton bahan bakar untuk mendukung kebutuhan kapal dan pesawat yang dibawanya, bila digunakan oleh kendaraan keluarga melakukan perjalanan ke bulan dapat dilakukan pulang pergi sebanyak 12 kali;
- Total awak kapal hanya 2/5 dari awak kapal induk kelas Invincible, meskipun luasnya 3 kali dari Invincible;
- Kapal mampu membawa 40 pesawat terbang, hampir 2 kali lipat dari pesawat terbang yang dibawa Invincible;
- Kapal direncanakan membawa 36 pesawat tempur Joint Strike Fighters (JSF) dan 4 pesawat Airborne Early Warning (AEW);
- Dua lift berukuran besar digunakan untuk membawa pesawat dari hanggar ke dek pesawat, lift mampu membawa dua pesawat sekaligus;
- Kapal mempunyai empat ruang makan besar, terbesar dapat melayani 950 awak dalam satu jam. Seluruh awak dapat dilayani dalam 90 menit (45 menit ketika di ruang siaga);
- Kapal dapat membawa lebih dari 1.000 ton makanan, cukup untuk memberi makan awak kapal selama 6 minggu;
- 67 petugas catering memasak makanan 3 kali setiap harinya untuk 1450 personil;
- Luas hanggar 29.000 m2 sebanding dengan 12 kolam renang olimpiade;
- Kapal menghasilkan lebih 150 ton air bersih setiap harinya;
- Area dek pesawat hampir 13.000 m2 sebanding dengan 49 lapangan tenis lapang atau 3 lapangan football;
- Penggerak kapal menggunakan kombinasi generator diesel dan gas turbine, menghasilkan 109 MW, cukup untuk kebutuhan satu kota kecil;
- Tinggi jangkar kapal 3,1 meter, berat 13 ton hampir sebesar bus tingkat;
- 11 petugas medis 24 jam, mengelola 8 tempat tidur, ruang operasi dan gigi, dapat ditingkatkan sesuai misi yang dibutuhkan seperti operasi kemanusian;
- Fasilitas rekreasi seperti gedung bioskop, ruang kebugaran tersedia 24 jam bagi personil yang sedang tidak bertugas. Setiap personil mempunyai akses e-mail dan internet melalui sambungan satelit;
- Tersedia toko menjual kebutuhan pribadi para awak, ukuran toko cukup untuk melayani 1450 awak kapal.

Su-27 Mampu Menembakan Rudal ke Samping


Lupakan dulu soal meninggalnya tiga teknisi Sukhoi. Mari kita lihat barang yang mereka kerjakan dan bagaimana kehebatannya serta kegunaannya bagi pertahanan udara RI. Walaupun Su-27 dianggap memiliki kelincahan yang mengagumkan, pesawat seharga 35 juta dolar atau setara 350 miliar ini belum banyak dipakai pada petempuran yang sebenarnya (combat proven). Ini beda dengan F-16 yang sudah terbukti di berbagai palagan.

Pesawat tempur Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) awalnya diproduksi pada era Uni Soviet, di mana rancang-bangun aslinya dibuat oleh Biro Disain Sukhoi.

Pesawat ini dikembangkan sebagai saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat saat itu, yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet.

Spesifikasi awal yang diinginkan militer Uni Soviet saat itu adalah pesawat tempur multi-peran yang memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Semuanya dibuat melebihi kemampuan pesawat tempur yang dibuat pihak barat.

Pesawat ini awalnya sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan-Gurevich (MiG), karena bentuknya yang agak mirip, namun berbeda bobot.

Su-27 dirancang sebagai interseptor yang memiliki superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat.

Sejarah

Pada tahun 1969, Uni Soviet mendapatkan informasi bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat telah memilih McDonnell Douglas untuk memproduksi rancangan pesawat tempur eksperimental (yang akan berevolusi menjadi F-15).

Untuk menghadapi ancaman ini, Uni Soviet memulai program PFI (Perspektivnyi Frontovoy Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir”) yang direncanakan menghasilkan pesawat yang bisa menyaingi hasil rancangan Amerika Serikat.

Namun, spesifikasi yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat-syarat program ini pada satu pesawat saja ternyata terlalu rumit dan mahal. Maka program ini dibagi menjadi dua, yaitu TPFI (Tyazholyi Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir berat”) dan the LPFI (Legkiy Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir ringan”).

Hasil akhirnya tercipta Su-27 untuk pesawat tempur taktis mutakhir berat, dan MiG-29 untuk pesawat tempur taktis mutakhir ringan.

Langkah ini juga mirip apa yang dilakukan Amerika Serikat, yang memulai program “Lightweight Fighter” yang nantinya akan menghasilkan F-16.

Rancangan Sukhoi pertama kali muncul sebagai pesawat sayap delta T-10, yang pertama terbang pada tanggal 20 Mei 1977. T-10 terlihat oleh pengamat Barat, dan diberikan kode NATO Flanker-A. Perkembangan T-10 menemui banyak masalah, yang berakibat pada kehancuran ketika salah satu pesawat ini jatuh pada tanggal 7 Mei 1978.

Kejadian ini kemudian ditindaklanjuti dengan banyak modifikasi perancangan, yang menghasilkan T-10S, yang terbang pertama kali pada 20 April 1981.

Pesawat ini juga menemui kesulitan, dan jatuh pada tanggal 23 Desember 1981. Versi produksi pesawat ini (Su-27 atau Su-27S, dengan kode NATO Flanker-B) mulai dipakai Angkatan Udara Soviet pada tahun 1984, tetapi baru dipakai menyeluruh tahun 1986, karena sempat terhambat oleh masalah produksi.

Pesawat ini dipakai oleh Pertahanan Anti Udara Soviet (Voyska PVO) dan Angkatan Udara Soviet (VVS). Pemakaiannya di V-PVO adalah sebagai interseptor, menggantikan Sukhoi Su-15 and Tupolev Tu-28. Dan pemakaiannya di VVS lebih difokuskan kepada interdiksi udara, dengan tugas menyerang pesawat bahan bakar dan AWACS, yang dianggap sebagai aset penting angkatan udara NATO.

Sekitar 680 Su-27 diproduksi oleh Uni Soviet, dan 400 dipakai oleh Rusia. Negara mantan Soviet yang memiliki pesawat ini adalah Ukraina dengan 60 pesawat, Belarusia dengan sekitar 25 pesawat, Kazakstan dengan sekitar 30 dan sudah memesan 12 pesawat lagi, dan Uzbekistan dengan 25 buah.

Tiongkok menerima 26 pesawat pada tahun 1991, dan 22 lagi pada 1995. Kemudian pada tahun 1998 mereka menandatangani kontrak untuk lisensi produksi 200 pesawat ini dengan nama Shenyang J-11. Vietnam memiliki 12 Su-27SK dan telah memesan 24 lagi.

Ethiopia memiliki 8 Su-27A dan 2 Su-27U. Indonesia mempunyai 2 Su-27SK and 2 Su-30MKI serta telah memesan 6 lagi. Dan Angola telah menerima sekitar 8 Su-27/27UB. Meksiko berencana untuk membeli 8 Su-27s dan 2 pesawat latihan Su-27UB.[1]

Amerika Serikat juga disinyalir memiliki satu Su-27 Flanker B dan satu Su-27 UB. Tiga pesawat ini masuk sebagai registrasi sipil, dan salah satunya tiba di Amerika Serikat menggunakan pesawat Antonov-62.

Indonesia (TNI-AU) mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996. Kontrak tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Empat tahun kemudian pada acara MAKS 2007 di Moskow Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak unruk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS.

Sukhoi yang dioperasikan TNI AU merupakan Sukhoi generasi terbaru, bahkan Angkatan Udara Rusia belum mengoperasikan jenis ini.

Sukhoi yang dikenal dengan panggilan Flanker ini adalah jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F.

Kemampuan lain yang lebih adalah kelengkapan IRST/Infra Red Search and Track berupa bola kaca di depan kokpit yang mampu mengendus sasaran sejauh 70 km, sebuah kelengkapan yang tidak dipunyai pesawat keluaran Barat hingga kini.

Menengok persenjataan yang mampu dibawa sangat mengagumkan, tengok misalnya rudal udara AA-12 Adder yang mampu menjelajah sejauh 50 km (melebihi AMRAAM milik AS yang hanya 40 km) ataupun rudal udara jenis R-73 yang mampu menembak pada sasaran ke arah samping hingga sudut 70 derajat merupakan senjata udara paling mematikan saat ini, lebih andal dari rudal keluaran Israel jenis Python ataupun AIM-9L/M Sidewinder yang biasa dipakai negara Barat.

Sedangkan untuk sasaran darat pesawat Sukhoi dapat dilengkapi dengan rudal H-31P berjarak jangkau 100 km atau rudal antikapal jenis H-31A berjarak jangkau 50 km, bandingkan dengan Maverick yang hanya mencapai 15 km. Dengan bahan bakar yang mampu dibawa seberat 6.000 kg pesawat ini mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 km dari pangkalan tolak atau terbang selama empat jam.

Pemakaian pesawat ini yang patut disebut adalah pada Perang Ethiopia-Eritrea, dimana pesawat-pesawat Sukhoi Su-27A Ethiopia dipakai untuk melindungi pesawat pengebom Mig-21 dan Mig-23. Pada perang itu, pesawat-pesawat Su-27 tersebut berhasil menghancurkan empat Mig-29 Eritrea.

Salah satu pilot yang berhasil menembak jatuh lawan adalah Aster Tolossa, yang menjadi wanita Afrika pertama yang memenangi sebuah pertempuran udara.

Karakteristik umum

Kru: Satu
Panjang: 21,9 m (72 ft)
Lebar sayap: 14,7 m (48 ft 3 in)
Leading edge sweep: 42°)
Tinggi: 5,93 m (19 ft 6 in)
Area sayap: 62 m² (667 ft²)
Berat kosong: 16.380 kg (36.100 lb)
Berat terisi: 23.000 kg (50.690 lb)
Berat maksimum lepas landas: 33.000 kg (62.400 lb)
Mesin: 2× Lyulka AL-31F turbofan, 122,8 kN (27.600 lbf) masing-masing
Performa
Kecepatan maksimum: 2.500 km/jam (1.550 mph Mach 2.35)
Jarak jangkau: 1.340 km pada ketinggian air laut, 3.530 km pada ketinggian tinggi (800 mi pada ketinggian air laut, 2070 mi pada ketinggian tinggi)
Batas tertinggi servis: 18.500 m (60.700 ft)
Laju panjat: 325 m/s (64.000 ft/min)
Beban sayap: 371 kg/m² (76 lb/ft²′)
Dorongan/berat: 1,085

Persenjataan

1 x meriam GSh-30-1 30 mm, 150 butir peluru
8.000 kg (17.600 lb) pada 10 titik eksternal
6 R-27, 4 R-73
Su-27SM dapat menggunakan R-77 menggantikan R-27
Su-27IB dapat menggunakan peluru kendali anti-radiasi X-31, peluru kendali udara ke darat X-29L/T, serta bom KAB-150 dan UAB-500
AA-11 Archer / R-73
AA-10A/B/C/D/E Alamo-A/B/C/D/E / R-27R/T/RE/TE/AE
AS-16 Kickback SRAM/ Kh-15/C
Air bombs
KAB-500Kr
KAB-1500Kr
KAB-1500L / 1500F / 1500L-PR
KAB-500R
KAB-500KRU
ODAB-500
OEPS-27 Optronic sighting system for SU-27SK
AS-11 Kilter / Kh-58E
ZHUK FAMILY AIRBORNE RADARS

Torpedo SUT buatan PTDI


Uji tembak senjata taktis berupa Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari KRI Cakra-401 saat Latgab TNI Juni 2008 lalu, sukses menghantarkan eks KRI Karang Galang ke peraduan terakhirnya di dasar laut. Kapal ini jugalah yang menjadi sasaran tembak rudal C-802 yang diluncurkan KRI Layang-805.

Ada yang menarik dari 2 senjata taktis terbaru andalan TNI AL ini, yakni digunakannya Torpedo SUT buatan PTDI. Torpedo berbobot 1,4 ton ini kini jadi senjata andalan kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 (usai retrofit nanti). Dengan berat hulu ledak 260 Kg, torpedo SUT mampu menjangkau sasaran dengan jarak tembak efektif maksimal 40 Km.

Ada ciri khusus yang membedakan Torpedo SUT dengan Torpedo lainnya, yakni adanya kabel sebagai pemandu ketarget yang dituju. Kabel berfungsi memberikan data-data akustik guna mengendalikan arah tujuan torpedo, dan juga berfungsi sebagai penangkal jamming karena datalink dipandu dua arah.

Torpedo SUT digerakkan dengan motor listrik yang mampu memberikan daya dorong hingga 35 knots dengan tingkat kebisingan rendah. Setelah torpedo dirasa aman dari reduksi jamming sonar lawan, kabel akan terlepas dan kendali diambil alih secara mandiri oleh data prosesor yang ada di dalamnya.

Torpedo SUT buatan PTDI menggunakan sistem pemandu sonar pasif, pengembangan kedepannya akan diintegrasikan juga dengan sonar aktif. Sejatinya torpedo SUT dibuat pertama kali oleh Jerman saat perang dunia II, namun kini sudah tidak diproduksi lagi. Produksinya kini dikerjakan oleh Korea Selatan dalam satu paket alih teknologi kapal Selam 209.

Ada 2 varian Torpedo SUT yang dibuat Korsel, yakni White Shark (SUT/SST-3) dan Blue Shark (SUT/SST-4). Kisaran harga pasar internasional untuk kedua Torpedo ini antara 1,6 s/d 2 juta dolar, tergantung dari kuantitas dan kondisi pengiriman. Sedangkan yang dibuat PTDI adalah varian SST4.

Berikut negara (regional Asia-Australia) pengguna Kapal Selam (KS) dan jenis torpedo yang digunakan saat ini :

• Australia - Mk 48 Model 6/7 (KS Collins)
• Taiwan - SUT (produksi Indonesia) (KS Hai Lung)
• Indonesia - SUT/SST-4 (KS cakra/ 209 Type)
• Malaysia - Blackshark (KS Scorpene)
• Singapore - Type 617 dan 43X2 (KS Challenger) rumor akan diupgrade ke blackshark
• Korea Selatan - LG K731 Whiteshark/ SUT (KS Changbogo)

Saat ini perkembangan senjata torpedo sudah lebih maju, beberapa bahkan sudah mengaplikasi teknologi baru. Begitu pula dengan teknologi terbaru yang digunakan di kapal selam, seperti : sonar, mesin diesel elektrik, persenjataan dan torpedo.

Salah satunya MK-48 buatan AS yang telah menggunakan pemandu sonar pasif dan aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek pendorong motor 'superkavitasi', sehingga torpedo dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam.

Menyikapi pemilihan jenis kapal selam yang akan digunakan armada Pasopati TNI AL, mudah-mudahan pemerintah bijak dalam menentukannya. Merujuk pada pernyataan KASAL yang mengumpamakan jangan kalah dengan anjing Rotweiller tetangga, tidaklah muluk jika kita berharap nantinya kepada kapal selam kelas Kilo yang sudah dilengkapi dengan torpedo Shkval.

Saturday 23 October 2010

Frigate Formidable Royal Singapore Navy


Rancang Bangun

Frigate kelas Formidable ini dibuat berdasarkan rancangan Frigate Angkatan Laut Perancis kelas La Fayette, tetapi ukurannya lebih kecil. Memiliki rancang bangun berteknologi siluman (stealth) dengan tingkat deteksi radar, akustik, infra-merah dan electromagnetic yang sangat rendah.

Dilengkapi dengan system otomatisasi tingkat tinggi dan integrated combat and ship management systems. Sehingga frigate ini cukup diawaki oleh sekitar 70 personil.

Ukuran panjang keseluruhan 114,8 meter, beam 16,3 meter dan draught 6 meter. Bobot keseluruhan (full load displacement) mencapai 3.200 ton.

Komando dan Sistem Kendali

Sistem manajemen tempur untuk frigat ini dibangun oleh DSTA bekerja sama dengan ST Electronic, Singapore guna memenuhi kebutuhan operasional RSN.

DSTA juga bertanggung jawab untuk integrasi system tempur yang dipasang dikapal ini. Standard Operation Common Console dengan layer saji LCD berukuran diameter 20 inci dipasok oleh Singapore Technology Electronics yang merupakan anak perusahaan dari ST Engineerig, yang juga merupakan pemasok untuk perangta komunikasi kapal ini.

Peluru Kendali

Formidable dilengkapi dengan persenjataan misil permukaan-ke-permukaan Harpoon dari Boeing, yang memiliki jarak tembak maksimum 130 km dan menggunakan kendali radar aktif. Misil ini memiliki hulu ledak seberat 227 kg.

Kapal ini dilengkapi juga dengan system peluncur rudal vertical Sylver buatan DCN untuk meluncurkan misil permukaan-ke-udara Aster 15 dari MBDA. Jumlahnya empat unit yang terdiri dari 8 sel SYLVERR A43 dengan total 32 misil.
Meriam utama dari Frigat ini adalah Super Rapid Gun caliber 76/62 buatan Oto Melara - Itali. Sedangkan untuk peperangan anti-kapal selam kapal ini dilengkapi dengan perangkat Towed Array Sonar jarak jauh dari EDO Model 980 ALOFTS (Active low frequency towed sonar), dan system senjata torpedo kelas ringan Eurotorp A244S (dahulu dinamakan Whitehead Torpedoes) dengan system peluncur tiga tabung.

Frigat kelas Formidable dilengkapi dengan dek untuk pesawat helicopter yang mampu mengakomodasi pesawat helicopter seberat 10 ton. Juga tersedia hangar yang dilengkapi dengan sarana pendukung dan pemeliharaan helicopter. Untuk kepentingan ini nantinya akan tersedia 15 orang awak yang akan mengoperasikan helicopter.

Kemungkinan pesawat helicopter yang akan digunakan pada Frigat ini adalah jenis Sikorsky S-70B Seahawk, dimana pada bulan Januari 2005 lalu pihak Kementrian Pertahanan Singapura telah memesan sebanyak enam unit untuk penyerahan antara tahun 2008-2010.

Perangkat sensor yang dipasang pada frigat ini antara lain radar multi fungsi Herakles buatan Thales sebagai radar surveillance utama. Selain itu juga dilengkapi dengan passive phased array radar tiga dimensi, search & Fire Control radar yang beroperasi pada E- dan F-band. Radar Herakles terintegrasi dengan system senjata misil permukaan-ke-udara Aster.

Sistem radar deteksi permukaan dan navigasi yang digunakan adalah Terma Scanter 2001 yang beroperasi pada I-band.

Frigat Formidable dapat berlayar dengan kecepatan maksimum27 knot dan kecepatan ekonomis 18 knot, dan jarak tempuh 4.000 nautical miles. Tenaga gerak dihasilkan oleh empat unit mesin disel MTU 20V 8000 dengan konfigurasi kombinasi disel-disel

Rudal C-802 murah dan mematikan


Yingji-82 atau YJ-82 alias C-802 merupakan rudal anti kapal permukaan buatan negeri China mulai diperkenalkan oleh produsennya China Haiying Electro-Mechanical Technology Academy (CHETA) pada tahun 1989. Rudal C-802 merupakan turunan dari rudal pendahulunya yaitu YI-8 atau C-801, sebenarnya kedua rudal ini baik itu C-801 dan C-802 hampir mirip dari bentuk maupun ukurannya termasuk juga teknologi pendorongnya yang sama-sama menggunakan solid-propellant rocket booster serta sama-sama menggunakan pemandu yang serupa yaitu system Inertial dan radar aktif .

Perbedaan yang sangat mencolok dari kedua rudal ini terletak pada penggunaan bahan bakar pada mesin turbojet-nya, jika C-801 menggunakan bakar solid untuk mesin roketnya maka C-802 menggunakan bahan bakar dari paraffin. Penggantian jenis bahan bakar ini berakibat pada kemamapuan daya jelajah yang meningkat drastis dari 80 Km untuk C-801 menjadi 120 Km untuk C-802, bertambah 40 Km. Rudal yang mempunyai dimensi berat 715 kg dan panjang 6.392 m serta diameter 36 cm ini mampu melesat dengan kecepatan 0.9 mach.

C-802 juga terkenal sebagai rudal yang mempunyai kemampuan untuk menghindar dari radar musuh, karena selain dilengkapi dengan perangkat anti-jamming yang terpasang pada peralatan pemandunya, rudal ini juga mempunyai kemampuan terbang rendah yaitu 20-30 meter pada saat awal diluncurkan dan kemudian ketinggiannya akan turun menjadi 5-7 meter ketika mendekati sasaran. Dengan dilengkapi hulu ledak tekanan tinggi seberat 165 Kg dengan sistem tunda dan semi-armour-piercing cukup mampu untuk membuat kapal musuh berpikir dua kali untuk menghadapi rudal C-802 ini. Rudal C-802 mampu diluncurkan dari berbagai platform mulai dari kendaraan darat, kapal perang permukaan, pesawat terbang hingga kapal selam.

IDZ pasukan Infanteri masa depan Jerman

Pasukan Jerman ini telah diujicobakan selama 5 bulan di ESB (Einsatzbedinger Sofort Bedart) di Prozren di kosovo. Dua prototype IDZ Squad System secara bersamaan digabungkan dengan pasukan bersenjata dengan system penglihatan yang lengkap dan langsung diuji di lapangan.

Departemen Teknologi Militer Jerman telah memperoleh penghargaan dari EADS Defence Electronics dan memiliki nilai kontrak sebesar 10 juta euro untuk menyuplai 150 ESB lot dan 3 set (15 set, masing-masing untuk 10 tentara) dari IDZ dari Infanteri masa depan dan kontrak ini dipakai untuk operasi khusus dan merupakan permintaan untuk melawan pasukan pemberontak di Kunduz, Afghanistan. Sistem ini pertama kali diperkenankan di Hammelburg Infantri School pada Juli 2004.

Irak beli heli serang


Sebagai bagian dari rencana pengembangan AU, Irak berencana membeli 24 heli bersenjata dari AS dalam program Foreign Military sale senilai 2,4 miliar dollar AS. Heli yang dipilih adalah Heli antara Bell 407 atau Boeing AH-6 Little bird yang keduanya ditenagai mesin Roll Royce 250-c-3.
Senjata yang diminta untuk menemani heli adalah 200 rudal AGM-114M Hellfire plus 24 peluncur M299 Hellfire dan 16 rudal latih M36 Hellfire serta 15.000 roket dengan 24 peluncur roket M2802 3/4 inchi. Lainnya adalah 565 mortir M120 120mm, 665 mortir M252 81mm, senapan mesin XM296 kaliber 50 dengan kotak amunisi peluru dan 24 miniguns M134 kaliber 7,62mm ditambah amunisi 81mm dan 120mm.