Saturday 8 January 2011

Membaca Ambisi China di Lautan

Seorang tentara Angkatan Laut China berjalan melalui kapal rudal Varyag yang berada di dok Pelabuhan Qingdao, Provinsi Shandong, China, 20 April 2010. Dalam waktu dekat, China akan meluncurkan kapal induknya yang dibangun dari kapal induk setengah jadi eks Ukraina. (Foto: Getty Images/Guang Niu)

2 Januari 2011 -- (KOMPAS): Tahun 2011 akan menjadi tahun bersejarah bagi China. Jika tak ada perubahan rencana lagi, negeri Tirai Bambu itu akan meluncurkan kapal induk pertamanya, setahun lebih awal dari perkiraan.

Seorang pejabat pemerintah pusat China mengatakan kepada Reuters, kapal induk pertama China itu akan diluncurkan sekitar awal Juli. ”Periode sekitar tanggal 1 Juli, bersamaan dengan perayaan ulang tahun Partai Komunis, adalah salah satu kemungkinan waktu (peluncuran kapal) itu,” tutur pejabat yang meminta tak disebut namanya ini.

China akan menjadi negara ketiga di Asia, setelah India dan Thailand, yang memiliki armada kapal induk. Namun, jangan bandingkan kapal induk baru ini dengan INS Viraat (berbobot 28.700 ton dalam kondisi muatan penuh; panjang 226,5 meter) milik India atau HTMS Chakri Naruebet (11.486 ton; 182,65 meter) milik Kerajaan Thailand.

Kapal induk China—yang menurut Jane’s Fighting Ships akan diberi nama Shi Lang, yakni nama laksamana China dari Dinasti Qing pada abad ke-17—berbobot 67.500 ton dengan panjang 300 meter. Dibandingkan dengan kapal induk super (supercarrier) kelas Nimitz milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang lebih pendek 32 meter.

Kapal ini dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyag, yang pembangunannya terhenti pada awal 1990-an seiring bubarnya negara adidaya komunis itu. Kapal ini sekelas dengan kapal induk Admiral Kuznetsov, yang masih menjadi satu-satunya kapal induk yang dioperasikan AL Rusia sampai saat ini.

Tahun 1998, sebuah perusahaan swasta Makau membeli kapal setengah jadi itu seharga 20 juta dollar AS dari Pemerintah Ukraina. Informasi awalnya, kapal ini akan dijadikan kasino terapung di pelabuhan Makau.

Namun, pada perkembangannya, kapal yang belum memiliki mesin, kemudi, dan perlengkapan komunikasi serta navigasi ini ternyata ditarik ke sebuah galangan kapal milik Pemerintah China di Pelabuhan Dalian, China timur laut.

Badan kapal yang mulai berkarat pun dibersihkan dan belakangan dicat dengan warna khas kapal-kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. Diduga, China membangun sendiri kapal itu menjadi kapal operasional, sebagai bagian dari latihan sebelum memproduksi kapal induk yang 100 persen buatan China.

Jika disamakan dengan Admiral Kuznetsov, Shi Lang akan mampu mengangkut 41 pesawat, terdiri atas 17 pesawat sayap tetap (fixed-wing) sekelas Sukhoi Su-33 dan Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter (rotary wing) sekelas Kamov Ka-27. China dikabarkan sudah memesan 50 pesawat Su-33, dengan spesifikasi mampu tinggal landas dari kapal induk, kepada Rusia.

Kapal ini belum menggunakan sumber tenaga nuklir dan tak memiliki sistem ketapel uap untuk meluncurkan pesawat, seperti kapal-kapal induk utama AS. Sebagai gantinya, di ujung geladak kapal dilengkapi dengan ski-jump, atau landasan yang menyudut ke atas, membantu pesawat ”meloncat” untuk mengudara.

Sebelumnya, Dinas Intelijen AL AS memperkirakan, kapal eks Varyag itu akan digunakan sebagai basis latihan pada 2012, sebelum China meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies (www.defensestudies.org), China berencana membangun empat kapal induk—dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional—dalam 15 tahun.

Peluncuran kapal induk berkekuatan penuh menandai era baru strategi militer China dan membuktikan ambisi lama negara itu untuk membangun kekuatan AL ”Laut Biru” (blue-water navy), yakni AL yang mampu beroperasi jauh ke tengah samudra, memproyeksikan kekuatan militer China jauh dari rumah.

Syarat keunggulan

Ambisi ini, menurut artikel yang ditulis Ian Storey dan You Ji di GlobalSecurity.org, sudah ada sejak era Laksamana Liu Huaqing, Panglima AL China dan Wakil Ketua Komisi Militer Sentral era 1980-an.

Menurut Liu, setelah China menguasai strategi ”Laut Hijau”, (kekuatan angkatan laut untuk mempertahankan laut teritorial dan garis pantai), China harus menguasai strategi ”Laut Biru”, dengan tujuan mampu memproyeksikan kekuatan hingga kawasan barat Samudra Pasifik.

Liu percaya, satu-satunya cara menjalankan strategi ”Laut Biru” adalah dengan memiliki armada kapal induk yang mampu membawa pesawat tempur, karena keunggulan di laut hanya bisa diraih melalui superioritas dari udara. Sementara gagasan pesawat yang tinggal landas dari wilayah China daratan dan dilanjutkan dengan mengisi bahan bakar di udara dianggap terlalu rentan dari serangan musuh yang mampu menerbangkan pesawat pemburu dari kapal induk mereka.

Namun, ambisi Liu ini tak bisa langsung dikerjakan waktu itu karena pada era 1980-an, Tentara Pembebasan Rakyat China masih konsentrasi menahan ancaman Uni Soviet. Baru setelah raksasa komunis itu bubar (1991), China bisa mengalihkan perhatian ke kawasan Laut China Selatan dan Taiwan.

China membutuhkan kekuatan laut yang tangguh untuk menghadapi konflik di kawasan selatan dan tenggara ini. Gagasan membangun AL ”Laut Biru” yang diperkuat kapal induk pun bangkit lagi.

Untuk mewujudkan ambisinya itu, China membeli tak kurang dari empat kapal induk bekas, yakni HMAS Melbourne dari Australia (dibeli tahun 1985) dan tiga kapal eks Uni Soviet/Rusia, yakni Minsk (1998), Varyag (1998), dan Kiev (2000). China berniat membangun sendiri kapal induknya dengan mempelajari rancang bangun kapal-kapal induk itu. Tawaran kontrak penjualan kapal induk dari Spanyol dan Perancis ditolak oleh China.

Sebelumnya, para pengamat militer menilai, proyek kapal induk China ini terlalu ambisius dan tak akan mampu berbuat banyak untuk menandingi armada kapal induk AS, satu-satunya potensi musuh utama China jika meletus konflik di Taiwan, Korea, dan Laut China Selatan. Alih-alih coba menandingi armada AL AS, pengamat memprediksi China akan menjalankan strategi perang asimetris, yakni dengan mengembangkan peluru kendali (rudal) pelumpuh kapal induk.

Generasi terbaru rudal balistik antikapal milik China, Dong Feng (Angin Timur) DF 21D, yang mampu melesat dengan kecepatan Mach 10 dan berdaya jelajah 3.000 kilometer, diperkirakan akan mulai diuji coba tahun ini dan akan operasional dalam 3-5 tahun mendatang.

Mengubah Asia Timur jauh

Namun, kabar bahwa China juga akan meluncurkan kapal induk pertamanya tahun ini membuktikan ambisi lama itu belum hilang dan pengembangan misil pembunuh kapal induk itu hanyalah satu bagian dari strategi besar China di lautan.

Meski China selalu berkilah program pengembangan militernya adalah untuk tujuan damai dan pertahanan diri, pengoperasian armada kapal induk oleh China tak bisa tidak akan mengubah peta kekuatan di kawasan Asia Timur-Asia Tenggara.

Mazza mengingatkan, kapal induk mewakili kemampuan memproyeksikan kekuatan, yakni membawa kekuatan militer keluar dari wilayah negara itu ke titik mana pun yang ia kehendaki. Jadi sudah tidak melulu menjadi kekuatan bertahan suatu negara.

Dengan klaim teritorial China terhadap Kepulauan Spratly dan Paracel di Laut China Selatan dan Taiwan, dukungannya terhadap Korea Utara, dan konflik teritorial panas dengan Jepang beberapa waktu lalu, pengoperasian armada kapal induk China akan makin menguatkan dugaan selama ini bahwa China tak akan ragu-ragu menggunakan ”diplomasi kapal perang” untuk memaksakan kehendaknya sebagai kekuatan dominan di kawasan.

Storey dan You menambahkan, negara-negara anggota ASEAN, terutama yang bersengketa langsung dengan China dalam urusan Spratly dan Paracel, akan memperkuat kerja sama militer dengan AS. Sementara Jepang hampir dapat dipastikan akan membangkitkan kembali program kapal induknya, yang pernah terbukti sangat menakutkan di era Perang Dunia II.

Jet Siluman Cina J-20


Jet tempur siluman J-20 terlihat diparkir landasan setelah menjalani pengujian di Chengdu, Provinsi Sichuan. Surat kabar Jepang Asahi Shimbun mengutip pernyataan sumber militer Cina, J-20 direncanakan akan dioperasikan awal 2017. Jet siluman ini akan dipersenjatai rudal berat dan dapat mencapai Guam dengan pengisian bahan bakar di udara. Cina memerlukan waktu 10 - 15 tahun untuk mengembangkan teknologi jet tempur silumannya agar setaraf dengan jet siluman buatan Amerika Serikat F-22.

Monday 3 January 2011

CN235 Menuju Pesawat Patroli Dunia

CN235 MPA TNI AU. (Foto: Dispenau)

Pesawat CN235 produksi kerjasama antara PT. Dirgantara Indonesia dengan CASA Spanyol diharapkan menjadi pesawat patroli maritim yang digunakan oleh semua negara.

"Itu cita-cita kami," kata Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso pada serah terima hasil pengujian model aerodinamika pesawat udara N219 dari BPPT kepada PT DI di Jakarta, Selasa.

Ia membantah produksi pesawat CN235 tidak berlanjut, karena saat ini PT DI sedang mengerjakan empat unit CN235 pesanan Korea Selatan untuk patroli pantai (coast guard), untuk beberapa negara lain yang tertarik dan untuk kepentingan dalam negeri TNI AL.

Pada Desember 2009 TNI AL diberitakan membeli tiga unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki enam pesawat MPA sampai tahun 2014.

"CN235 sampai kini banyak dibutuhkan untuk kepentingan negara yang mengkhawatirkan permasalahan bajak laut, penyelundupan, atau imigran gelap, khususnya karena pesawat setipenya seperti Buffalo tidak diproduksi lagi," katanya.

Bahkan, untuk mengawasi Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang dipersengketakan sejumlah negara, baik Tentera Diraja Malaysia maupun Brunei sama-sama mengerahkan pesawat CN235 buatan PT DI, ujarnya dengan bangga.

Saat ini masih beroperasi sekitar 50 pesawat CN235 di berbagai negara buatan PT DI dan sekitar 150 unit CN235 buatan Casa Spanyol.

CN235 versi Patroli Maritim dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi serta mengakomodasi rudal.

Saat ini PT DI baru saja menyelesaikan uji model aerodinamika pesawat perintis N219 berkapasitas 19 penumpang di BPPT yang sangat sesuai dengan kondisi kepulauan dan pegunungan Indonesia.

Direktur Aerostructure PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pengerjaan pesawat N219 dengan mesin Pratt & Whitney ini sudah selesai 35 persen, tinggal tahap tersulit persoalan pendanaan yang diharapkan menemukan solusinya pada 2011 untuk menyelesaikan 65 persen sisanya.

Di Indonesia, disebutkannya, ada 715 airport dan airfield, namun 72 persen runawaynya hanya memiliki panjang di bawah 800 meter. Sedangkan untuk penerbangan perintis terdapat 118 rute di 14 provinsi dengan 89 bandara.

AU Rusia Akan Terima 100 Jet Tempur


Su-34 Fullback.

Angkatan Udara Rusia akan menerima hingga 100 jet tempur Sukhoi hingga 2015, menurut juru bicara Kementrian Pertahanan Rusia Vladimir Drik, Minggu (2/1) dikutip kantor berita RIA Novosti.

Pemerintah telah meneken tiga kontrak dengan biro disain Sukhoi guna mengirimkan jet, ucap Drik.

50 unit jet tempur generasi 4++ Sukhoi Su-35 Flanker-E, lebih dari 10 Su-27SM Flanker dan 5 Su-30M2 Flanker-C akan diterima AU Rusia.

AU Rusia akan menerima juga 20 Sukhoi Su-34 Fullback dalam beberapa tahun kedepan, ungkap Drik.

Friday 31 December 2010

Inilah Proyek Pesawat Rahasia Uni Soviet





Pada tahun 1930-an tentara Uni Soviet mempunyai gagasan untuk menciptakan ‘benteng’ lengkap dengan persenjataanya yang dapat terbang. Pada waktu itu mesin jet belum ditemukan, sehingga pesawat dirancang memiliki sebanyak mungkin baling-baling untuk membawa terbang benteng besar tersebut ke udara. Sebanyak 25 baling-baling di tanam ke tubuh pesawat tersebut!

Tidak banyak foto yang disimpan mengenai peswat ini, karena tingginya tingkat kerahasiaan proyek . Seperti pada foto-foto di bawah ini dapat dilihat salah satu dari pesawat tersebut – Heavy Bomber K-7.

Sekarang ini pecinta sejarah modern di Rusia (dulu Uni Soviet) mencoba untuk merekonstruksi kembali rencana yang tersisa yang pernah menjadi top secret tentara Rusia tersebut. Rencana yang terbilang Mega Proyek namun dengan ide yang cukup unik, Benteng Terbang!

Dapat dibayangkan jika pesawat ini diciptakan massal pada waktu itu, tentara Sovyet tentu akan sangat mudah untuk memobilisasi perlengkapan tempurnya kemanapun.

Pesawat yang unik dan benar-benar benteng yang dapat terbang ya!

Perbandingan MIG dengan SUKHOI


Pesawat tempur Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) awalnya diproduksi pada era Uni Soviet, dimana rancang-bangun aslinya dibuat oleh Biro Disain Sukhoi.

Pesawat ini dikembangkan sebagai saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat saat itu, yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet.

Spesifikasi awal yang diinginkan militer Uni Soviet saat itu adalah pesawat tempur multi-peran yang memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Semuanya dibuat melebihi kemampuan pesawat tempur yang dibuat pihak barat.

Pesawat ini awalnya sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan-Gurevich (MiG), karena bentuknya yang agak mirip, namun berbeda bobot.
Su-27 dirancang sebagai interseptor yang memiliki superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat.

Sejarah

Pada tahun 1969, Uni Soviet mendapatkan informasi bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat telah memilih McDonnell Douglas untuk memproduksi rancangan pesawat tempur eksperimental (yang akan berevolusi menjadi F-15).

Untuk menghadapi ancaman ini, Uni Soviet memulai program PFI (Perspektivnyi Frontovoy Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir”) yang direncanakan menghasilkan pesawat yang bisa menyaingi hasil rancangan Amerika Serikat.

Namun, spesifikasi yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat-syarat program ini pada satu pesawat saja ternyata terlalu rumit dan mahal. Maka program ini dibagi menjadi dua, yaitu TPFI (Tyazholyi Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir berat”) dan the LPFI (Legkiy Perspektivnyi Frontovoi Istrebitel, “pesawat tempur taktis mutakhir ringan”).

Dimana hasil akhirnya tercipta Su-27 untuk pesawat tempur taktis mutakhir berat, dan MiG-29 untuk pesawat tempur taktis mutakhir ringan.

Langkah ini juga mirip apa yang dilakukan Amerika Serikat, dimana Amerika Serikat memulai program “Lightweight Fighter” yang nantinya akan menghasilkan F-16.

Sukhoi T-10. Prototype pertama Flanker.

Rancangan Sukhoi pertama kali muncul sebagai pesawat sayap delta T-10, yang pertama terbang pada tanggal 20 Mei 1977. T-10 terlihat oleh pengamat Barat, dan diberikan kode NATO Flanker-A. Perkembangan T-10 menemui banyak masalah, yang berakibat pada kehancuran ketika salah satu pesawat ini jatuh pada tanggal 7 Mei 1978.

Kejadian ini kemudian ditindaklanjuti dengan banyak modifikasi perancangan, yang menghasilkan T-10S, yang terbang pertama kali pada 20 April 1981.

Pesawat ini juga menemui kesulitan, dan jatuh pada tanggal 23 Desember 1981. Versi produksi pesawat ini (Su-27 atau Su-27S, dengan kode NATO Flanker-B) mulai dipakai Angkatan Udara Soviet pada tahun 1984, tetapi baru dipakai menyeluruh tahun 1986, karena sempat terhambat oleh masalah produksi.

Pesawat ini dipakai oleh Pertahanan Anti Udara Soviet (Voyska PVO) dan Angkatan Udara Soviet (VVS). Pemakaiannya di V-PVO adalah sebagai interseptor, menggantikan Sukhoi Su-15 and Tupolev Tu-28. Dan pemakaiannya di VVS lebih difokuskan kepada interdiksi udara, dengan tugas menyerang pesawat bahan bakar dan AWACS, yang dianggap sebagai aset penting angkatan udara NATO.

Sejarah tempur

Walaupun Su-27 dianggap memiliki kelincahan yang mengagumkan, sampai saat ini pesawat ini belum banyak dipakai pada petempuran yang sebenarnya (battle proven).

Pemakaian pesawat ini yang patut disebut adalah pada Perang Ethiopia-Eritrea, dimana pesawat-pesawat Sukhoi Su-27A Ethiopia dipakai untuk melindungi pesawat pengebom MiG-21 dan MiG-23. Pada perang itu, pesawat-pesawat Su-27 tersebut berhasil menghancurkan empat MiG-29 Eritrea.

Salah satu pilot yang berhasil menembak jatuh lawan adalah Aster Tolossa, yang menjadi wanita Afrika pertama yang memenangi sebuah pertempuran udara.

Pengguna

Saat ini sudah sekitar 680 Su-27 diproduksi, dan sekitar 400 unit-nya dipakai oleh Rusia. Negara mantan Soviet yang memiliki pesawat ini adalah Ukraina dengan 60 pesawat, Belarusia dengan sekitar 25 pesawat, Kazakstan dengan sekitar 30 dan sudah memesan 12 pesawat lagi, dan Uzbekistan dengan 25 buah.

China menerima 26 pesawat pada tahun 1991, dan 22 lagi pada 1995. Kemudian pada tahun 1998 mereka menandatangani kontrak untuk lisensi produksi 200 pesawat ini dengan nama Shenyang J-11.

Vietnam memiliki 12 Su-27SK dan telah memesan 24 lagi. Ethiopia memiliki 8 Su-27A dan 2 Su-27U.

Indonesia mempunyai 2 Su-27SKM dan 2 Su-30MK2, keduanya khusus varian maritim. Dan Angola telah menerima sekitar 8 Su-27/27UB. Meksiko berencana untuk membeli 8 Su-27S dan 2 pesawat latihan Su-27UB.

Amerika Serikat juga disinyalir memiliki satu Su-27 Flanker B dan satu Su-27 UB. Tiga pesawat ini masuk sebagai registrasi sipil, dan salah satunya tiba di Amerika Serikat menggunakan pesawat Antonov-62.

Indonesia (TNI-AU) mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996.

Kontrak tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Empat tahun kemudian pada acara MAKS 2007 di Moskow Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak unruk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS.

Spesifikasi (Sukhoi Su-27)

Karakteristik umum
Kru: Satu
Panjang: 21,9 m (72 ft)
Lebar sayap: 14,7 m (48 ft 3 in)
Leading edge sweep: 42°)
Tinggi: 5,93 m (19 ft 6 in)
Area sayap: 62 m² (667 ft²)
Berat kosong: 16.380 kg (36.100 lb)
Berat terisi: 23.000 kg (50.690 lb)
Berat maksimum lepas landas: 33.000 kg (62.400 lb)
Mesin: 2× Lyulka AL-31F turbofan, 122,8 kN (27.600 lbf) each

Performa
Kecepatan maksimum: 2.500 km/jam (1.550 mph Mach 2.35)
Jarak jangkau: 1.340 km pada ketinggian air laut, 3.530 km pada ketinggian tinggi (800 mi pada ketinggian air laut, 2070 mi pada ketinggian tinggi)
Atap servis: 18.500 m (60.700 ft)
Tingkat panjat: 325 m/s (64.000 ft/min)
Wing loading: 371 kg/m² (76 lb/ft²’)
Dorongan/berat: 1,085

Persenjataan
1 x meriam GSh-30-1 30 mm, 150 butir peluru
8.000 kg (17.600 lb) pada 10 titik eksternal
6 R-27, 4 R-73
Su-27SM dapat menggunakan R-77 menggantikan R-27
Su-27IB dapat menggunakan peluru kendali anti-radiasi X-31, peluru kendali udara ke darat X-29L/T, serta bom KAB-150 dan UAB-500

Spesifikasi (MIG-29)
General characteristics

* Crew: One
* Length: 17.37 m (57 ft)
* Wingspan: 11.4 m (37 ft 3 in)
* Height: 4.73 m (15 ft 6 in)
* Wing area: 38 m² (409 ft²)
* Empty weight: 11,000 kg (24,250 lb)
* Loaded weight: 16,800 kg (37,000 lb)
* Max takeoff weight: 21,000 kg (46,300 lb)
* Powerplant: 2× Klimov RD-33 afterburning turbofans, 8,300 kgf (81.4 kN, 18,300 lbf) each

Performance

* Maximum speed: Mach 2.25 (2,400 km/h, 1,490 mph) At low altitude: 1,500 km/h, 930 mph
* Range: 700 km (430 mi)
* Ferry range: 2,100 km (1,800 mi) with 1 drop tank
* Service ceiling: 18,013 m (59,100 ft)
* Rate of climb: initial 330 m/s average 109 m/s 0-6000 m[92] (65,000 ft/min)
* Wing loading: 442 kg/m² (90.5 lb/ft²)
* Thrust/weight: 1.01

Armament

* 1x 30 mm GSh-30-1 cannon with 100 rounds
* Up to 3,500 kg (7,720 lb) of weapons including six air-to-air missiles — a mix of semi-active radar homing (SARH) and AA-8 “Aphid”, AA-10 “Alamo”, AA-11 “Archer”, AA-12 “Adder”, FAB 500-M62, FAB-1000, TN-100, ECM Pods, S-24, AS-12, AS-14.

Avionics

* Phazotron N019, N010 radars

Anti-pesawat terbang roket sistem 2K11 "Circle"



Resolusi Central Committee of the CPSU dan USSR pada 15 Februari 1958 "Pada pembuatan prototipe sistem anti peluru," Circle "telah mengidentifikasi karakteristik utama MANPADS, kerjasama kepala penyanyi pada dana dan menetapkan tanggal untuk pekerjaan, menentukan cara untuk bersama (negara) dalam tes triwulan III. 1961 pesawat roket yang dirancang untuk sistem intercept sasaran, terbang dengan kecepatan hingga 600 m / s di altitudes of 3000 m sampai 25 000 m, dengan jarak 45 km. Probabilitas dari kekalahan tujuan bombers jenis IL-28 di altitudes sampai 20 kilometer yang ZUR pada 0,8, kemungkinan dengan tujuan untuk mengarahkan kelebihan hingga empat unit. Tujuan efektif permukaan penghamburan (ESR), yang sesuai fighter, pada MiG -15 terdeteksi pada jarak 115 km.

Organisasi payung untuk pengembangan misil anti-pesawat terbang kompleks "Circle" (2K11) didirikan SRI-20, Komite Negara untuk Pertahanan Teknologi (GKOT), kepala desainer - VP Efremov. Stasiun roket panduan 1S32 kompleks "Circle" dikembangkan di Research Institute of chief desainer instan Drize. COP-40 roket (3M8) pryamotochnym dengan mesin ini adalah untuk menciptakan sebuah tim OKB-8 Sverdlovsk SNH, dipimpin oleh L. Lyulevym.

Rencana awal panggilan untuk pengiriman di telemetri dari missiles saya dalam tiga bulan. 1959, stasiun roket bimbingan - oleh Jun, dan deteksi stasiun - di triwulan III. tahun yang sama. Dalam kenyataannya, hanya 26 Nov, 1959 adalah yang pertama dari 10 broskovyh pengujian model dengan naturnymi booster rockets, yang pertama muncul dalam masalah - kibaran, pemusnahan dari missiles selama startovikov. Penerbangan praktek diberikan 4 peluncuran roket tanpa peralatan kontrol dimulai dari Juni sejak Agustus 1960, belum stabil dicapai pengoperasian mesin, meluncurkan program untuk meluncurkan roket, yang dilengkapi AutoPilot, namun tanpa peralatan radio. Hingga Juni tahun berikutnya yang sesuai dengan 32 ini start up. Dari jumlah tersebut, 16 peluru pertama yang dilengkapi dengan sederhana AutoPilot, bukan untuk memerintah pada roll dan turbopump sidang tanpa perangkat peraturan konsumsi bahan bakar. Dari 26 peluncuran dilakukan sebelum akhir 1960, enam rockets hancur dalam penerbangan, tujuh - tidak termasuk diberikan, dan hanya 12 bom relatif berhasil.

Mengingat banyaknya kegagalan dalam ujian yang missiles ZM8 untuk Negara Panitia untuk Aeronautical Engineering dari 25 Agustus 1961 telah dibuat khusus komisi ahli untuk mengembangkan langkah-langkah untuk meningkatkan roket. Sebagian besar kecelakaan yang berkaitan dengan ruang progarami, kegagalan dalam peralatan BEF onboard, cukup kuat dari beberapa elemen-elemen desain. Sebulan kemudian, pada rekomendasi dari komisi yang telah disepakati untuk mengubah desain memantapkan pembakaran, sehingga menghilangkan keharusan dari zona pemisahan arus panas dan meningkatkan daya tahan dari ruang diberikan.

Di sisi lain, merupakan hasil menjanjikan - sebuah analisis peluang stasiun roket bimbingan bimbingan ZUR dinamis dan menunjukkan kemungkinan yang dapat diterima akurasi radiokomandnoy hanya menggunakan sistem manajemen. Selain itu, pada keadaan tidak adanya pembatasan STF dihapus pada sudut dari serangan, yang dibangkitkan kemungkinan sebuah roket manevrennye.

Keputusan dari MIC dari 12 Jan, 1963 proposal telah disetujui oleh Ketua roket dan artileri Management (Grau), dan industri pada pelaksanaan tes penerbangan bersama (Jika) dalam dua tahap - pertama dengan sistem radiokomandnoy, maka dengan GOS. Dalam hal demikian, sebenarnya dimulai proses pembuangan dari penggunaan roket bimbingan dikombinasikan dengan sistem semi GSN telah dikuasai ke dalam MANPADS P-25, C-75 dan C-125 murni sistem radio. Namun, ujian 3M8 roket masih akan sangat sulit. Sebelum memulai kerjasama produksi selama tes tes dilakukan pada bulan April 1963 akan meluncurkan 26. Kebanyakan dari mereka telah dijalankan oleh yang disebut elektronik target, dua - pada empat sasaran parashyutnym - kembali pada IL-28. Dalam proses tes bersama dari Januari sampai Mei 1963 telah dilakukan delapan dimulai, tiga di antaranya berakhir pada kegagalan. Tidak ada sukses peluncuran rockets di sebuah sudut dari ketinggian yang mengirimkan lebih dari 46 °, sementara yang diperlukan untuk memastikan kemungkinan mulai di sudut dan 60 °. Dari 25 peluncuran dilakukan dari Februari hingga Agustus 1963, hanya tujuh yang berhasil - mampu menembak mati target - pada Il-28. Awal tahun depan, menghabiskan dua lagi start up, baik berhasil. Namun, tidak ada api tidak dibuat berdasarkan relatif kecil jenis tujuan MiG-17 dan pada sasaran berada di altitudes kurang dari 3.000 meter diberikan tidak stabil bekerja di altitudes rendah. Di sirkuit terdapat pemerintahan sendiri, yang tidak dapat diterima ke promaham ketika terbang dari akhir. Tidak ada perwakilan data pada fungsi militer dan radiovzryvatelya bagian nyata tujuan.

Salah satu yang paling sulit untuk mengembangkan membuktikan untuk memasukkan unsur-unsur kerucut PVRD rockets dan pompa bahan bakar dengan mulut. Cukuplah untuk mengatakan bahwa ia telah "otzhech" sekitar sepuluh ribu nozzles sebelum ditemukan bentuk yang terbaik. Dan itu - hanya untuk jenis mesin, tetapi jika terjadi perubahan dalam dimensi geometris, semua akan mengulangi lagi. Ini adalah salah satu alasan mengapa tidak menemukan PVRD menggunakan lebar sekarang - yang unik dalam kinerja spesifik. Setiap langkah dalam pengujian diberikan untuk bekerja dan berurusan dengan hampir nol. Sejak awal dikontrol penerbangan mulai berjuang pembasahan onboard sinyal radio terdakwa dalam obor yang menguras mesin. Itu ternyata yang biasa dari produk-produk dari pembakaran minyak tanah - yang sangat bagus layar antena terdakwa. Kami harus bertanding di konsol ekor. Secara umum, ujian bersama pada Februari 1963 hingga Juni 1964, sebuah start up ZUR 41, termasuk 24 missiles dalam peralatan militer. Empat kasus kibaran sayap menuntut berlakunya protivoflatternyh balance beam, tiga "miskin" mengganggu proses pembakaran - Revisi bahan bakar, enam ledakan izopropilnitrata - untuk memperbaiki sistem bahan bakar, dua menolak radiovzryvatelya - perbaikan skema. Namun, pada tahap akhir dari pengujian berlangsung di sebagian besar sukses dan Komisi Negara di bawah kedudukan ketua dari AG Burykina direkomendasikan untuk berbagai adopsi.

Resolusi Central Committee of the CPSU dan USSR, diadopsi pada tanggal 26 Oktober 1964 - "Pada adopsi dari ponsel anti pesawat jet dikontrol set" Circle "dengan ZUR 3M8" mengidentifikasi karakteristik kunci yang kompleks. Kebanyakan dari persyaratan dasar untuk performa, diberi keputusan pada tahun 1958, telah dilakukan. Kecuali adalah ketinggian berbagai tujuan yang bertarget - 3000-23500 m - 1500 m tidak dobiralos yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum. Urutan 26 Oktober 1964 telah ditentukan dan kerjasama dari perusahaan-perusahaan besar - produsen komponen. Serial produksi tanaman ditemukan di 1S12 telah Lianozovskom Elektromekanik Tanaman MRP, roket panduan stasiun 1S32 - Mari pada mesin pabrik-gedung MRP. 2P24 launchers dan missiles yang diproduksi di pabrik mesin Sverdlovsk mereka. MI Kalinina EI. Terdekat, di Sverdlovsk tanaman logika pergi serial produksi kompleks administrasi K-1 "Crab".

Seiring dengan adopsi yang ditetapkan oleh industri ditanya untuk perbaikan lebih lanjut, yang dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, dengan mempertimbangkan pengalaman Perang Vietnam telah selesai untuk mengurangi "zona mati". Pada 1967 dia diadopsi oleh MANPADS Circle-A, dimana batas bawah dari zona luka dikurangi 3000-250 m, dekat perbatasan dekat dengan 11-9 km. Berikut missiles revisi pada tahun 1971 diadopsi oleh MANPADS Circle-M. Jauh dari perbatasan zona kerusakan kompleks telah dihapus dari 45 hingga 50 km, di atas - 23 dari 500 sampai 24 500 m. Pada tahun 1974, telah disahkan oleh Circle-M1, yang dikurangi menjadi semakin rendah batas 250-150 meter, Tengah border berkurang dari 11 sampai 6-7 km. Menjadi mungkin untuk tujuan untuk mengalahkan dogonnyh kursus pada jarak hingga 20 km.

Kompleks memiliki efisiensi tinggi dalam berurusan dengan gerakan pesawat terbang dan kondisi peperangan. MANPADS "Circle" dalam berbagai versi yang diekspor ke negara di mantan Warsaw Pact. Di Rusia, berangkat senjata, ia digantikan universal misil anti-pesawat terbang kompleks P-300V

Di sebelah barat kompleks telah ditunjuk SA-4 "GANEF".

Kompleks "Circle" ini terdiri dari:

Memulai 3M8

Cukup peluncur 2P24

Stasiun roket panduan 1C32

Stasiun deteksi 1S12

Freight zaryazhayuschaya mesin 2T6

Dengan struktur organisasi militer dan bekerja

Utama unit "Circle" adalah anti-pesawat terbang roket divisi, yang menyertakan peloton pemerintahan, tiga anti peluru baterai pesawat terbang, masing-masing termasuk satu roket setiap 1S32 bimbingan dan launchers tiga 2P24 digabungkan dengan panduan, serta teknis baterai. Peloton kontrol di stasiun deteksi 1S12, dan kabin menerima menetapkan target militer administrasi "Crab" (C-1). Dalam teknis termasuk baterai mobil stasiun untuk inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan senjata kompleks, transportasi dan pengiriman zaryazhayuschie komputer, mesin tanker, serta peralatan untuk assembling dan fueling roket bahan bakar.

Bahkan, anti-pesawat terbang dan membentuk batalyon roket anti-pesawat terbang roket sistem minimum ditetapkan sebagai kekuasaan dan kemampuan untuk mendeteksi dan mengalahkan udara tujuan. Walaupun kemungkinan untuk memerangi diri sendiri, mereka memiliki alat pertahanan udara batalyon tidak memberikan yang paling efisien penggunaan nya memerangi kapasitas. Ia ditentukan, pertama-tama, keterbatasan kemampuan pencarian stasiun 1S12 dalam terang yang sebenarnya penempatan di suatu daerah dengan daerah bayangan, dan sangat kecil podletnogo saat musuh aktivitas di altitudes sangat rendah. Untuk memastikan lebih efektif penegakan anti peluru divisi pesawat terbang yang termasuk dalam pesawat terbang anti peluru brigades dengan unified sistem manajemen. Tim, yang dirancang untuk memenuhi tantangan dari Udara Pertahanan Muka (tentara), bersama dengan tiga orang-pertahanan udara portabel divizionami termasuk manajemen baterai. Baterai dalam pengelolaan awak kabin telah berjuang pengelolaan "Crab", serta cara untuk mendeteksi sasaran udara - Radar deteksi dari P-40D, P-18, P-19 radar alat pengukur tinggi PRV-9A (atau PRV-11).